Rabu, 12 Agustus 2015

KERJA KERAS, KERJA CERDAS, KERJA IKHLAS

“Bekerja keras itu menghasilkan, bekerja cerdas itu melipatgandakan, dan bekerja ikhlas itu menenteramkan” (Jamil Azzaini)
Untuk meraih kesuksesan, manusia dituntut untuk selalu bekerja keras dalam melaksanakan kewajibannya. Namun, kerja keras saja belum cukup. Ada kalanya, apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya “bekerja ikhlas”. Namu, bekerja keras dan bekerja ikhlas saja belum cukup untuk membuat seseorang “puas” dengan hasil yang dicapainya. Kerja keras, cerdas dan ikhlas merupakan perpaduan yang harmonis dari setiap unsur kemanusiaan dalam diri manusia. Padu yang berarti tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Kerja keras yang berasal unsur jasmani, kerja cerdas yang bersumber dari penggunaan akal, dan kerja ikhlas yang berawal dari hati.
1. Kerja keras.
Segala hal yang dikerjakan dengan setengah hati tidak akan pernah mendapatkan hasil yang maksimal. Agnes Monica, artis multitalenta yang begitu terkenal itu menghabiskan lebih dari 14 jam waktunya dalah satu hari untuk terus berlatih menyanyi dan menari. Lihatlah hasil kerja kerasnya. Tariannya, suaranya, perfecto! Bandingkan saja dengan kita. Mungkin kerja atau belajar 6 jam sehari saja sudah membuat kita mengeluh sepanjang hari.
2. Kerja cerdas.
Cerdas. Kerja cerdas menuntut kita untuk bekerja sesuai prosedur yang benar dan tidak asal-asalan. Kerja cerdas adalah usaha yang terarah untuk mendapatkan hasil dengan menggunakan mesin kecerdasan sebagai upaya meningkatkan prestasi. Cirinya: mampu meningkatkan skala waktu, mengefektifkan sistem, mengkapitaliasi aset, menempa orang dan memperlancar keadaan (Syuhada, 2012)
3. Kerja ikhlas.
Saat orientasi kerja kita hanya materi, maka yang kita dapatkan hanya materi melimpah tanpa berkah yang mudah lenyap. Niatkanlah setiap usaha sebagai ibadah, maka langkah yang kita lakukan akan menjadi ringan tanpa beban. Selama ini bila kita mendengar istilah kerja dengan ikhlas, biasanya hanya dikaitkan dengan kerja yang sifatnya sukarela, tidak berbayar, pengabdian dan lain sebagainya. Padahal, ikhlas tidak ada hubungannya dengan berbayar atau tidak berbayar. Ikhlas adalah mengerjakan segala sesuatu hanya mencari keridlaanNya, bila Dia meridloi apa yang kita lakukan – tidak ada lagi yang perlu kita khawatirkan di dunia ini (Iqbal, 2013).
So, finally?
Yang perlu kita lakukan hanyalah berusaha, berdoa, dan serahkan hasilnya kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Tidak perlu mengeluhkan betapa beratnya hidup kita atau betapa sedikitnya hasil yang kita dapat. Dan pada akhirnya, kalau kita merasa perjuangan kita tidak pernah mendapat balasan sesuai keinginan kita, ingatlah wejangan dari Bibi May-nya Peter Parker dalam film Spiderman “Teruslah berbuat baik. Jika kau tidak mendapatkan hasil dari kerja kerasmu, niscaya kamu akan mati dengan bangga karena selalu dikenang sebagai orang baik.” You only have to remember one thing: Jika selama ini Tuhan belum mengabulkan semua doamu, bukan berarti Dia tidak sayang kepadamu. Dia hanya memiliki rencana lain yang lebih indah untukmu. Selamat bekerja.

Referensi:
Iqbal, Muhaimin. 2013. Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas. Retrieved from: http://geraidinar.com/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/81-gd-articles/entrepreneurship/1271-kerja-keras-kerja-cerdas-dan-kerja-ikhlas
Syuhada, Adji. 2012. Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas. Retrieved from:http://www.rmbiografi.com/06/2012/kerja-keras-kerja-cerdas-dan-kerja-ikhlas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IHT 2019

download here: https://drive.google.com/file/d/1lcitNhP0T9GSS7mMimlo9hpthf-Cn4Id/view?usp=sharing