Sabtu, 23 Agustus 2014

PERJALANAN THESISKU


Akhirnya aku bisa tersenyum lega. Perjalanan di jenjang Pascasarjana ini selesai sudah. Ini bukan perjalanan super mulus seperti yang disangkakan orang-orang. Bebagai halangan, malam-malam berat, dan hari-hari yang melelahkan selalu adalah jalan yang harus kulalui saat aku menjalani statusku sebagai mahasiswa Pascasarjana ini.

Thesis aku kerjakan setiap hari. Senin pagi aku ke Solo. Seperti biasa dengan menggunakan Prameks pagi. Hal ini berlangsung selama kurang lebih 8 bulan. Pernah suatu kali aku ketinggalan kereta. Bukan ketinggalan kereta tepatnya, tetapi kehabisan tiket sehingga aku tidak bisa datang tepat waktu untuk menemui dosen pembimbingku, Dr. Ngadiso, M.Pd. Pernah juga aku menumpang bus malam. Sopirnya adalah seorang bapak yang sangat baik hati, sehingga beliau mengantarku tidak sampai Terminal Tirtonadi seperti bus lain, tetapi langsung diantar sampai depan gerbang kampus UNS. Pernah juga kotaku kebanjiran sehingga tidak ada bus yang lewat. Walhasil, aku telepon rumah untuk minta diantar ke Solo demi bertemu dosbing satuku, Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. Pokoknya, apapun kulakukan demi bertemu dengan dosen pembimbingku.

Selasa pagi atau Senin sore, aku kembali lagi ke Purworejo. Ada kewajiban yang harus aku penuhi di kota ini: Mengajar. Jadwalku meliputi 50 jam pelajaran. Mengajar 40 jam, 5 jam sebagai wali kelas, dan 5 jam sebagai Pembina OSIS. Selasa sore dari jam 4 sampai dengan setengah 6 aku harus mengajar di kelas XI TP B. Hari Rabunya aku mengajar 10 jam. Itu berarti aku harus mengajar di 5 kelas. Full dari pukul 7 sampai dengan pukul 15.00. Sore hari, biasanya aku harus menunggui kelas yang berlatih upacara. Hmm.. Tanggung jawab sebagai Pembina Osis ini cukup memberatkanku, sebenarnya. Pukul 17.00, biasanya aku baru bisa pulang. Langsung mandi, dan tidur. Tengah malam biasanya aku akan terbangun. Tentu saja teringat pada nasib thesisku yang harus segera kuselesaikan.

Kamis adalah hari yang paling berat. Pasalnya, aku punya 12 jam mengajar yang harus dijalankan. Dari pukul 07.00, aku sudah berdiri di depan para siswa, menemani mereka belajar sampai nanti pukul 17.30.

Jam mengajarku yang lumayan ringan ada di hari Jumat. Hanya 4 kelas saja. Jadi, aku hanya stay di sekolah dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00. Itu kalau tidak ada latihan upacara. Kalau ada, aku harus menunggui mereka dan dengan “terpaksa” harus tinggal lagi sampai pukul 17.30.

Sabtu tidak berbeda dengan hari lain. Sebelum pukul 07.00 tepat, motorku pasti sudah terparkir di lapangan parkir sekolah. Dan motor itu baru akan pindah dari tempatnya setelah pukul 15.00. Ada 5 kelas yang menungguku di hari Sabtu.

Bukan hari yang ringan. Saat itu, rasanya wujudku sudah berubah seperti zombie. Boro-boro main atau jalan-jalan, waktu untuk tidur pun berasa sangat kurang. Untungnya, sekarang sudah berlalu. :)

IHT 2019

download here: https://drive.google.com/file/d/1lcitNhP0T9GSS7mMimlo9hpthf-Cn4Id/view?usp=sharing